“Gue adalah seorang gadis muda, tidak
cantik, tidak tinggi, berkacamata dan tidak cukup pintar layaknya orang yang
mengenyam bangku kuliahan. Tapi, menurut sebagian temen-temen gue dikampus, gue
ini pintar, bahkan mereka selalu do’ain gue dengan bilang gue pintar. Ya,
itulah penggambaran dari orang-orang disekitar gue tentang gue. Ya, itu memang
gue. Tapi, gue senang punya temen-temen kayak mereka. Oke!, gue kira udah cukup
perkenalannya.” Kata Fio sambil bersiap-siap untuk berangkat ke kampus pagi
itu.
“Bu, aku berangkat ya!” kataku sambil
memakai sepatu.
“Nggak sarapan dulu sayang?” tanya ibu
ku tercinta.
“Nggak deh ma, dikampus aja nanti ya,
udah telat nih soalnya, dah mama! Muach” jawabku.
Seperti biasanya, setiap pagi Fio selalu
dijemput oleh sang pacar untuk diantar pergi ke kampus. Tapi sayangnya, kali
ini dia harus berangkat sendiri, karena sang pacar tidak bisa menjemputnya
lagi. Ya, hubungannya berantakan sejak perpisahan sekolahnya dibulan Juli. Fio
harus saling menjauh dengan pacarnya, dikarnakan ayah Fio tidak suka dengan
hubungan mereka.
“Angkot mana sih?, udah siang nih…!”
gerutu Fio didepan gang rumahnya.
Tiba-tiba, ditengah kekesalan Fio
menunggu angkot, datangs eorang anak laki-laki dengan motor bebeknya. Itu Adi!,
teman Fio semasa di SMP.
“Ngapain lo diri disini udah kayak
patung!,hehe” kata Adi yang meledek Fio.
“Enak aja lo!, gue lagi nunggu angkot
nih, mau berangkat ke kampus, tapi dari tadi angkot gak lewat-lewat. Lo sendiri
mau kemana?” Jawab Fio sambil bertanya bali kepada Adi.
“Gue mau sekolah lah. Lu lupa ya?,
sekolah gue kan 4 tahun, beda sama lu yang Cuma 3 tahun!”
“Oiya ya, sorry deh sorry.. Eh!, gue
boleh bareng gak?, kan kampus gue sama sekolah lu searah.”
“Boleh kok, apa sih yang nggak buat lo.,”
“Asik-asik.. Thanks ya!”
Fio pun berangkat bersama teman lama
itu.
----------------------------------------------------
Mereka tiba di depan kampus Fio. Saat
Fio baru saja turun dari motor Adi, tiba-tiba Andy lewat di depan mereka
berdua. Andy, dia adalahmantan pacar Fio.
“Emm..Fi, tadi bukannya Andy ya? Tanya
Adi yang heran liat sikap Andy yang cuek terhadap Fio.
“Iya, terus kenapa?” Jawab Fio.
“Ya,…gak kenapa-kenapa sih.., Cuma aneh
aja, kok tumben sih lu gak bareng sama dia?”
“Ya.. lagi gak bareng aja. Emang kenapa
sih?, kayaknya heran banget!”
“Ya cuma tanya doang!, gitu aja sewot!,
wooo!”
“Yaudah sih, gak usah pake tanya-tanya
kan bisa kali!”
“Ya deh, udah ah,,gue mau cabut dulu,
ntar telat lagi, dhaa!” Adi pun pergi meninggalkan Fio sendiri di depan kampus.
“Kenapa harus ketemu Andy sih pagi-pagi
gini, bikin bĂȘte aja!, Ugh!” kata Fio dalam hati sambil berjalan menuju
kelasnya.
----------------------------------------------------
Jam istirahat pun tiba, waktunya Fio dan
teman-teman untuk makan siang. Tapi, siang ini Fio lagi gak semangat buat makan
siang.
“Fi..makan yuk, udah laper nih!” kata
salah satu teman Fio dikelas.
“Gue gak ikut makan ya guys, sorry..”
jawab Fio singkat.
“Kenapa sih lo?, lagi diet buka?”
“Nggak kok, males aja.”
“Yaudah deh, kalo gitu kita makan dulu
ya, byee Fio…!”
“Byee…”
Siang itu, Fio hanya menghabiskan waktu
makan siangnya dengan duduk di pojok kelas. Dia masih memikirkan kejadian tadi
pagi. “Kenapa Andy harus bersikap
sedingin itu ya sama gue?, emang gue salah banget ya sama dia?, sampe dia harus
begitu?, haduh… sakit juga ya rasa ya..huft…”
gumam Fio dalam hati, meratapi kisah asmaranya yang telah berubah 180
derajat. Dulu mereka sangat dekat dan romantis, tapi sekarang, sikap mereka
dingin terhadap satu sama lain.
“Cling!” tiba-tiba smartphone Fio
berbunyi, dan ternyata itu pesan dari Adi.
“Sorry ya Fi, kalo omongan gue tadi pagi
nyinggung lu banget. Gue gak bermaksud gitu kok. Lo jangan maran marah ya…”
begitu bunyi pesan yang dikirim oleh Adi pada Fio.
“Hmm…emang kalo gue marah kenapa?,
masalah gitu buat lo?” balas Fio.
Percakapan itu pun berlanjut hingga bel
masuk berbunyi, dan sebagai permintaan maaf dari Adi, dia akhirnya menjemput
dan mengantarkan Fio pulang hari itu.
----------------------------------------------------
Setelah kejadian dihari itu, Fio dan Adi
jadi semakin dekat. Mereka jadi sering menghabiskan waktu bersama jika ada
waktu luang. Sampai Fio meresa nyaman berada didekat Adi.
“Apa iya gue suka sama Adi?, masa
secepet itu sih gue lupa sama Andy?” gumam Fio dalam hati, dia memandangi Adi
yang sedang asik menyantap makanannya sampe-sampe gak sadar kalo dia lagi
ngelamunin teman SMP nya itu.
“Eh!, kenapa bengong lu?, ntar gak
abis-abis lu makannya, gue aja udah mau abis nih, udah buaruan deh!” kata Adi
yang membangunkan Fio dari lamunannya.
“Ye…!, siapa juga yang lagi mikirin lo?,
gee raja lo!”
“Lagi siapa yang bilang kalo lo lagi
ngelamunin gue sih?”
“Haduh, malu deh gue keceplosan!” Fio
jadi salah tingkah atas jawabannya tadi.
Setelah mereka selesai makan, mereka
pergi kesebuah taman. Disana mereka saling berbagi cerita, maulai dari
menceritakan kembalikisah-kisah saat SMP dulu, sampai menceritakan keadaan saat
ini.
“Thanks ya Di, lo udah mau jadi temen
baik gue akhir-akhir ini. Gue jadi nggak ngerasa sendiri lagi.”
“Sama-sama kali Fi, gue juga seneng kok
bisa jalan-jalan bareng lo”
Perjalanan dihari itu mereka akhiri
dengan berfoto bersama di taman yang penuh dengan bunga-bunga, menambah indah
hasil dari foto mereka, dan nampaknya itu amat berkesan dihati Fio. Setelah
sekian lama dia bergalau ria akibat kisah cintanya yang kandas bersama Andy.
----------------------------------------------------
Malam itu. Tepat pukul 8 malam, smartphone
fio berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. Bergegas dia ambil smartphone
nya itu, berharap pesan itu dari Adi. Namu, harapannya tidak terkabul kali ini.
Bukan Adi yang mengirim pesan, melainkan Andy, sang mantan kekasih.
“Yah, gue kira Adi” kata-kata itu
spontan terlontar dari mulutnya, yang menandakan kekecewaan hatinya.
Tapi, walau ada rasa kecewa dalam
hatinya, sebenarnya ada rasa senang di hati kecilnya yang juga merindukan
pesan-pesan manis yang selalu Andy berikan pada Fio. Dengan rasa penasaran, Fio
pun membuka pesan dari Andy.
“Hey Fi, apa kabar?. Gue denger,
sekarang lo lagi deket ya sm Adi. Selamat ya, lo udah bisa move on dari gue.
Jujur ya Fi, sebenernya gue belum bisa lupa sama lo, gue belum bisa move on
dari lo. Tapi gue ikut seneng kok, kalo lo seneng.” Begitulah isi pesan dari
Andy.
Seketika air mata Fio menetes tanpa
sadar. “Hey?, kok gue nangis sih?, apa yang salah sih sama diri gue?.
Sebenernya gue belum bisa sepenuhnya move on dari lo tau! Nyebelin banget sih
lo!” Fio pun membating smartphone meiliknya ke atas kasur kesayangannya.
----------------------------------------------------
Hanya selang 1 jam, smartphone milik Fio
berbunyi lagi. Menandakan ada pesan yang masuk. Dalam hatinya, dia menebak
bahwa Andy lah yang mengirim pesan. Ternyata, kali ini gilaran pesan dari Adi yang
dia terima. Moodnya lasung berubah, dari yang tadinya bete, jadi seneng, hanya
karna dapet pesan dari Adi. Dengan cepat dia buka pesan itu.
“Malem Fi, gue ganggu lo gak?”
“Gak kok di. Adap ada?” dengan cepat dia
membalas pesan dari Adi.
“Gue mau curhat nih sama lo, boleh gak?,
janji deh gak akan sampe bikin lo tidur telat.” balas Adi.
“Oke. Jadi lo mau curhat apa
sebenernya?”
“Gue mau minta pendapat nih sama lo, gue
punya temen disekolah, nah, gue udah suka sama dia sejak lama, tapi gue belum
berani nyatain perasaan gue sama dia. Lo punya saran gak buat gue?”
Deg!! Jam didinding pun sekitika terasa
berhenti berputar, waktu berhenti berjalan, dan dara pun berhenti mengalir.
Mood Fio yang tadinya seneng, langsung berubah jadi bad mood.
“Sampe sekarang lo masih punya perasaan
gak sama cewek itu?”
“Ya..masih lah, kalo udah nggak, ngapain
juga minta saran sama lo?”
Bukan jawaban itu yang dia harapkan.
Ternyata, kedekatannya selama ini benar-benar hanya sebatas teman saja.
“Ya, lo harus berani lah ungkapin
perasaan lo. Lo kan udah mau lulus, kalo dia keburu pergi jauh gimana?”
“Ya juga sih, lo bener. Oke deh, Thanks
ya buat sarannya.”
“Udah?, jadi cuma itu doang yang mau
tanyain ke gue?, dan bikin lo malem-malem gini sms gue?”
“Iya, kenapa emang?, gue buang-buang
waktu lo doang ya?, sorry deh Fi..”
“Gak kok!, udah ya, gue mau tidur dulu,
udah ngantuk!, Bye!”
“Kenapa sih hidup gue gini banget?”
itulah kata yang Fio ucapkan sebelum dia tertidur di kasur kesayangan.
----------------------------------------------------
Hari demi hari telah dia jalani seperti
biasa, dan kali ini tidak ada lagi cerita tetang Adi dan Fio lagi. Fio mulai
menjaga jarak dengan Adi setelah malam itu. Dan setelah kedekatannya dengan Adi
menjadi tak sedekat dulu lagi, kini Fio mulai menjalani semuanya sendiri.
Setelah hubungan Fio dan Adi melonggar,
Andy mulai mendekati Fio lagi. Dengan harapan, Fio akan menerimanya kembali,
walau Andy tahu, ayah Fio belum mengizinkannya dekat lagi dengan Fio. Tapi kali
ini Andy tak perdulikan hal itu, dia cuma pingin bisa selalu ada di Dekat Fio
dan selalu ada buat Fio, layaknya yang dilakukan Adi pada Fio sebelumnya.
Fio pun tak menutup hatinya, dia tak mau
lagi membohongi hati kecilnya, dimana dia memang masih menyimpan perasaannya
pada Andy. Fio berharap, kali ini, kedekatannya sama Andy tidak akan berakhir
lagi, sampai mereka bener-bener yakin kalau mereka emang gak bisa buat
melanjutkan hubungan mereka.
“Sebenarnya apa yang salah dengan Andy
ayah?, dia baik sama Fio, dia juga sayang sama Fio. Kenapa sih ayah gak suka
sama Andy?” Fio bertanya dalam hatinya. Tapi jawaban atas pertanyaannya itu,
belum juga bisa dia dapatkan samapai saaat ini.
“Hanya keajaiban lah yang mungkin akan
merubah hati ayah, semoga”
Kini hari-hari Fio penuh dengan kisah
kebersamaannya dengan Andy, cinta yang dulu sempat singgah ke tempat lain nun
jauh disana, meninggalkan tempat yang gelap disisi hati Fio, kini kembali
pulang untuk menemui penghuni setianya yang telah membuat tempat itu kembali
bersinar.
Kini yang Fio tahu adalah, sejauh apa
pun dia pergi meningglkan Andy, cintanya tidak pernah pergi meninggalkan Andy,
seberapa kalipun dia dekat dengan pria lain, cintanya selalu pulang untuk
menemui pemilik sejatinya, Andy!. Ya, Andy lah sang pemilik hati ini. Pulanglah
sayang, isi hati yang sempat kosong ini dengan indah warna pelangi.